Siti Horiah mencoba kuat, seperti hujan yang tidak pernah lelah jatuh berkali-kali!

Selasa, 10 Januari 2017

SAYA KECEWA DENGAN KAMMI


Kali ini saya mau bercerita sedikit mengenai jenjang kaderisasi yang ada di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). KAMMI memang istimewa dengan jenjang kaderisasi sendiri yang sudah diatur sedemikian rupa dalam manhaj kaderisasinya. Umumnya sih semua jenjang kaderisasi yang ada di kammi selalu berusaha disusun dengan semangat integralistik dan memiliki tujuan untuk melahirkan kader berkualitas sesuai dengan tujuan organisasi. Hehe nah itu sih bahasa formalnya, singkatnya adalah kamu akan menemukan banyak hal baru di setiap jenjang kaderisasinya.



Kalau kalian melihat skema di atas tentu sangat jelas bahwa jumlah AB 1 atau yang ikut DM 1 berjumlah lebih banyak dari yang sudah berstatus AB2 dan AB3. Grafik ini bukan rahasia umum lagi dan pola seperti ini akan selalu terjadi di setiap organisasi. Tau kenapa? Saya rasa kalian semua sudah tau jawabannya terutama kalian yang sekarang masih berstatus AB1 yang enggak mau moveon hehe.
Tulisan ini akan banyak bercerita tentang saya dan bagaimana perspektif saya melihat setiap jenjang kaderisasi yang ada di KAMMI. Saya memutuskan ikut KAMMI tanpa tau siapa dan apa sebenarnya KAMMI itu sendiri. Saya hanya merasa KAMMI ini menarik dan hampir setiap orang hebat di kampus saya dibesarkan oleh KAMMI. Cuma sesimpel itu kok alasan saya, saya bingung apa yang dilakukan mereka di KAMMI dan bagaimana KAMMI membentuk para kadernya. Ya, pernyataan ini selalu saya sampaikan saat ditanya orang lain tentang alasan kenapa saya memilih KAMMI.

Saya hanya mahasiswa biasa, bukan anak LDK, bukan anak ustad atau kader titipan, saya pure aktivis independent yang berusaha professional. Jilbab saya tidak lebar, hanya disingkap dipundak. Pakaian saya tidak syar’i, celana jeans dan kaos seadanya untuk pergi ke kampus. Saya hanya perempuan biasa yang selalu protes dengan pengkotak-kotakan “Mana Akhwat dan mana perempuan”.

Singkat cerita saat semester 4, saya mendaftarkan diri untuk ikut Dauroh Marhalah (DM) KAMMI dengan alasan yang sesimpel itu. Haha, iya cuma itu, saya hanya ingin tahu apa yang KAMMI lakukan sehingga mampu melahirkan kader yang sangat berkualitas dan saya ingin menjadi seperti itu. 

Saya datang ke DM dan saya menghormati acara itu. Saya menghadiri tiap sesi acara itu dengan menggunakan rok dan jilbab yang sedikit syar’i walau tidak dengan kaos kaki (ini cerita beneran hehe). Saya mengikuti setiap agendanya satu demi satu, nahan ngantuk, lapar, kebingungan dan push up berpuluh-puluh kali. Saya terbilang peserta yang sangat khidmat di acara itu, intinya satu, saya hanya berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya tentang KAMMI dan dimana kehebatannya. Ternyata, sampai acara DM berakhir saya masih tidak dapat menemukan jawabannya. Saya kecewaaa!! Hehe. . Tapi rasa penasaran saya malah semakin besar terhadap KAMMI.

Saya pikir tidak mungkin hanya dengan 3 hari 2 malam diskusi kepemimpinan seperti ini bisa melahirkan orang-orang hebat berkarakter juga intelek. Buktinya, berkali-kali LDK, persami dan makrab tiga hari berturut-turut yang telah banyak saya ikuti tidak ada yang bisa merubah orang secara cepat. Sempat berpikir apakah saya salah memilih KAMMI dan harusnya saya terima saja ajakan ketua HMI kampus untuk ikut pengkaderannya. Saya mulai mencari tahu sendiri semuanya dengan identitas dan perspektif yang baru juga.

Setelah hari itu, saya hanya merasa bahwa saya adalah aktivis BEM Universitas yang memiliki background KAMMI dan saya bisa melihat kammi secara penuh dari dalam. Sedikit berubah? Iya. Saya rasa saat itu saya harus bersikap seperti kakak-kakak KAMMI yang menjabat Ketua BEM atau jajarannya. Saya harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang apapun itu, maka saya mencoba membaca-baca buku pergerakan dan lainnya. Public speaking saya harus sangat baik dan saya mampu memanajemen orang banyak, sayapun berlatih setiap ada kesempatan. Haha, lebay nya waktu itu saya merasa beban sebagai aktivis kammi yang dilepas di lini publik sangatlah berat. Jadi saya terlalu fokus pencitraan, membenahi diri dan aktif berlebih di BEM hingga melupakan komisariat.

Komisariat bagi saya tidak penting, sudah mendapatkan jabatan publik dan bisa membawa nama KAMMI dengan baik di kampus adalah hal yang selama ini menjadi tujuan saya. Saya jarang menghadiri acara komisariat, ikut aksi, kajian kebijakan publik komsat atau madrasah KAMMI. Saya lupa dan saya tidak peduli. Singkat cerita, masa jabatan saya selesai di ranah publik, yaitu di BEM Universitas. Saya mengalami sindrom yang biasa dirasakan oleh aktivis lainnya, all out menjabat dan bekerja lalu bingung setelah jabatan selesai. Akhirnya saya mencoba mendekatkan diri kembali ke KAMMI.

Saya bertemu teman-teman seangkatan yang saat itu sudah menduduki jabatan tinggi di komisariat. Saya mencoba menyelami kembali kultur-kultur kammi dan ikut beberapa kajian yang dibuatkan oleh komsat. Doorr, seketika saya kembali menjadi orang yang sangat-sangat biasa saja. Saya tidak paham dengan karakter KAMMI, paradigma KAMMI maupun unsur-unsur perjuangan KAMMI. Jadi selama ini saya salah, saya bergerak tanpa landasan dan berkembang tanpa ilmu. Saya hanyalah kader KAMMI yang sangat sok tahu dan merasa tidak butuh KAMMI tapi mengaku-ngaku dibesarkan oleh KAMMI.

Pertanyaan saya sebelum masuk KAMMI sebenarnya belum terjawab oleh kontribusi nyata saya di BEM. Saya memang hidup dengan KAMMI tapi hati dan pikiran saya tidak untuk KAMMI. Saya kemudian merekonstruksi ulang semua tentang pembelajaran di KAMMI. Saat teman-teman saya sudah menjadi pemateri di Dauroh Marhalah 1, saya hanya bisa membantu di bagian administrasi. Bukan karena saya tidak mampu berbicara didepan orang banyak tapi karena saya belum selesai dengan diri saya. Entah  bagian mana yang belum selesai dalam diri saya, sayapun tidak mengerti. Hingga pada akhirnya saya sadar saya tertinggal jauh dengan teman-teman angkatan saya. Mereka sudah menyelesaikan kaderisasinya hingga tinggkat instruktur bahkan sudah ada yang berstatus AB3. Saya mencoba menguji kapabilitas diri saya dengan teman-teman tersebut, ternyata jauuuh sangat berbeda.


-BERSAMBUNG- 






Jumat, 30 Desember 2016

Mencuri Dari Tuhan Kembali

Tuhan, aku pernah mencuri darimu dulu. Aku pernah berbohong padamu ketika hujan yang kubenci jadi kurindu dan ketika yang dekat ku buang jauh. Teman, persahabatan dan watu bersamamu.. Hujan ternyata ikut berbohong. Dia tidak indah, tidak juga menyejukkan. Kamuflase yang dibangun sangat baik. Hingga akhirnya kemarin, aku kembali membenci hujan dan tanah yang basah

Tuhan maafkan aku mencuri darimu lagi. Ada lagi yang mencoba menyeretku menjenguk kolong Eiffel. Aku sadar aku jatuh cinta kembali dengan hujan dan aku paham itu adalah hal yang salah. Maafkan aku Tuhan, rintik-rintik nya terlalu romantis, bunyinya menyingkap semua kenangan dan membawa bahagia. Begitupun dengan genggaman nya yang menahanku untuk tetap disini.

Sungai dibawah sini, terlihat tenang dan beriak merdu karena tetesan hujan. Tuhan, apa aku hanya berpura-pura mencintai hujan yang sekarang? Aku tidak paham. Aku tidak ingin terjebak kedua kali dalam guyuran hujan yang sama. Aku takut Tuhan, karena hujan pasti akan berlalu, cepat atau lambat. Atau aku bermain-main saja dibawah sana, sepertinya menyenangkan. Tapi aku takut basah dan aku membenci bau hujan.

Maafkan aku Tuhan, lagi-lagi aku mencuri darimu. Biarkan aku kuat dengan sakit ini dan bawalah sang Pencinta Hujan ke bawah kolong Eiffel disini, aku menunggu dengan bahagia. Bukan karena hujan yang datang dengan ketidakpastian, tapi karena aku menunggunya.







Selasa, 29 November 2016

Surat Keterangan Bebas Narkoba


Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang cara mendapatkan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) untuk pelajar atau fresh graduate. Jarang-jarang loh saya mengulas tentang pengalaman pribadi tapi karena saya rasa ini sangat dibutuhkan banyak orang dan referensi blog terkait  info tentang SKBN itu tidak banyak, jadi gak ada salahnya kalau saya membahasnya.

Surat Keterangan Bebas Narkoba itu saya butuhkan untuk melamar suatu pekerjaan dan melanjutkan kuliah. SKBN biasanya hanya berhak dikeluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) atau RSUD daerah setempat. Sayangnya, tidak semua BNN melayani pengecekan tes urine dan BNN tidak berada disemua kota. Budget yang harus kita keluarkan untuk tes narkoba tidak murah loh, jadi kamu harus pandai-pandai survei dan mencari informasi terkait pelayanan, harga dan durasi waktu penerbitan surat keterangannya.

Langkah awal yang saya lakukan adalah mensurvei beberapa tempat dan mencari referensi via telepon dan internet. Beberapa RSUD melayani pengecekan narkoba tetapi harganya terbilang sangat mahal ketimbang jika kita melakukan pengecekan di BNN. Di RSUD kota Bogor yang beralamat di Jl Dr. semeru harganya bisa mencapai Rp. 300.000,- loh. Mohon maaf jika info ini salah, saya tidak sempat mengeceknya sih tapi saya mendapatkan informasi dari teman yang satu bulan lalu mengadakan pengecekan disana. Bisa atau tidaknya memakai BPJS atau Kartu Indonesia sehat? saya juga kurang mengetahui info tersebut.

Sebenarnya Puskesmas Kota Bogor yang berlokasi di belakang Gor Padjajaran itu juga menyediakan pelayanan tes narkoba loh, adik saya melakukan pengcekan disana saat melamar menjadi Polisi. Harganya murah hanya Rp. 100.000,-  tapi saya tidak yakin apakah pengecekan tersebut sifatnya insidental saat ada lembaga yang merujuk atau memang ada setiap saat. Saya juga tidak tahu apakah hasil ujinya disetarakan dengan hasil uji RSUD atau tidak, karena labelnya masih Puskesmas jadi saya meragu untuk tes narkoba disana. Bukan meragukan hasil ujinya loh, hanya keberlakuan SKBNnya. Masalanya, tempat saya melamar pekerjaan hanya menerima SKBN yang diterbitkan RSUD dan BNN.

Akhirnya saya mulai mencari informasi BNN yang bisa mengeluarkan SKBN. BNN Pusat ada di daerah Cawang tapatnya di Jalan Letnan Jendral M.T. Haryono No.11. Dulu BNN disana bisa mengeluarkan SKBN tapi info terakhir BNN disana sudah tidak bisa menerima layanan cek narkoba (November 2016). Saya kemudian berpindah mencari info di BNN Provinsi Jakarta, yaitu di Jl HR Rasuna Said, saya-pun mendapat detail info melalui telepon. BNN tersebut bisa mengeluarkan SKBN secara gratis tapi kita harus membeli alat-alat tes yang dibutuhkan sendiri. Alat-alatnya antara lain adalah Urine cup 1000 cc dan Rapid-Test 6 Paramete. Sedikit senang dan berpikir bahwa budget yang akan saya keluarkan dibawa seratus ribu. Ternyata eh ternyata untuk mendapatkan alat tes yang dibutuhkan tersebut tidaklah mudah 3 apotek terkenal di Bogor tidak menjualnya. Saya pun putus asa, padahal deadlinenya semakin dekat.

Setelah saya putus asa, saya kembali menelpon BNN Provinsi tersebut untuk menanyakan dimana saya bisa membeli alat tersebut. Ternyata mereka tidak tahu dimana saya bisa mendapatkannya, mereka juga tidak memiliki koperasi yang menjual alat tersebut, bahkan BNN Provinsi tersebut berkata bahwa mereka membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk menerbitkan SKBN tersebut. Baiknya mereka merekomendasikan saya untuk menelpon BNN Kota Jakarta Selatan, infonya sih BNN tersebut bisa mengeluarkan SKBN juga.

Saya menelpon dan akhirnya saya mendapatkan informasi yang saya cari. Saya bisa mendapatkan SKBN tanpa membawa alat, membayar murah sekitar Rp. 100.000,- dan prosesnya cepat hanya 1 jam. Tanpa berpikir panjang saya langsung pergi dan melakukan pengecekkan disana. Lokasinya di Kantor Walikota Jakarta Selatan lantai 14. Petugasnya ramah-ramah bahkan mereka bisa membantu saya mengeluarkan surat tersebut dengan cepat karena dimana hari saya melakukan test adalah hari terakhir mengumpulkan persyaratan lamaran.











Kamis, 10 November 2016

Atur Masa Depanmu, Atur Uangmu



Punya uang, bingung!
Gak punya uang, lebih bingung lagi!

Hal ini hampir dirasakan oleh semua orang, terutama kamu yang kemaren pengangguran terus sekarang sudah bekerja dan pegang uang. Hati-hati saja ya, jangan sampai kalap dan habis ditengah jalan loh!! Bisa-bisa belum tanggal tua sudah habis duluan gajinya. Hehe

 
Mumpung Masih Muda
Jangan mentang-mentang masih muda, baru pertama kali pegang uang, dan karena hasil jerih payah sendiri makanya kamu bisa seenaknya menghamburkan uangmu. Pemikiran kayak gini nih yang salah dan harus diluruskan. Justru karena kamu masih muda, kamu harusnya punya pemikiran panjang masalah keuangan. Apalagi kamu yang merasa gajinya pas-pasan dan  dirasa belum cukup untuk memenuhi kehidupan. Strategi terbaik dalam mengatur uang sangat diperlukan.

Berharganya satu Rupiah
Kebiasaan mengatur uang dimasa muda sama pentingnya loh dengan kebiasaan menjaga kesehatan dari muda. Sekarang mungkin kamu adalah pegawai sebuah perusahaan dengan gaji tetap, tapi siapa sih yang bisa menjamin hal itu akan berlangsung lama dan selamanya? Belum lagi tragedi lonjakan inflasi, krisis moneter atau PHK besar-besaran diluar sana yang akan menjadi ancamanmu. Kamu sudah taukan rasanya lelah mencari uang, maka jangan sia-siakan tiap rupiah untuk hal yang tidak bermanfaat.

Jadi Orang Kaya di Masa Tua
Mengatur uang dimasa muda bukan berarti kita bersikap pelit dengan akebutuhan diri sendiri. Yuk coba pintar memilah mana yang merupakan kebutuhanmu dan mana yang merupakan keinginanmu semata. Mengatur keuangan memang membutuhkan strategi dan pengorbanan yang sangat besar tapi percayalah tidak ada ruginya ketika kita belajar kritis pada dirisendiri dalam mengatur keuangan. Simak deh beberapa tips mengatur keuangan yang biasa sering dilakukan orang-orang sukses pada umumnya.
  1. Menabung : Tak dipungkiri lagi, menabung adalah hal utama yang harus kita lakukan dalam mengatur keuangan. Orang-orang yang kamu lihat hari ini tidak semata-mata langsung kaya loh, mereka mencoba menyisihkan beberapa persen pendapatannya untuk ditabungan. Semakin besar persenan yang kamu bagi untuk tabunganmu maka semakin besar pundi kekayaanmu dimasa depan.
  2. Hindari berhutang: Hutang adalah hal pertama yang harus kamu hindari, terutama berhutang untuk hal-hal yang tidak penting. Misalnya, kamu rela berhutang demi membeli ponsel keluaran terbaru padahal kamu tidak membutuhkannya. Hayoo, jangan cuma gengsi kamu jadi 'miskin' yah. 
  3. Sisihkan uangmu untuk asuransi dan zakat: Asuransi merupakan salah satu strategi mengatur keuanganmu yang baik loh. Cukup dengan membayar rutin uang yang tidak terlalu besar setiap bulannya, maka kamu sudah tidak perlu lagi memikirkan pengeluaran tiba-tiba yang akan mengacaukan stabilitas keuangan kamu. Misalnya dana tiba-tiba untuk kesehatan, kerusakan kendaraan atau perlindungan rumah akibat bencana nantinya. Kamu bisa cobain deh berasuransi sejak dini di Sinarmas MSIG Life. Ada banyak tawaran asuransi disana yang kamu bisa pilih. Iurannya gak terlalu mahal, klaim yang cepat dan tidak menyulitkan nasabah loh.
    Selain asuransi, jangan lupa juga sisihkan uang untuk membayar zakat ya. Ingat, ada hak orang lain tiap hartamu.
  4. Konsisten memanajemen uang kamu : Sudah punya strategi mengatur uangmu, sudah melakukan banyak tips tapi tidak konsisten dalam menjalankannya, yah sama saja bohong dong. Hehe. Ingat yah, untuk mencapai kestabilan keuangan kamu dimasa depan kamu perlu bersikap konsisten setiap bulannya.
So, pada akhirnya kecerdadan mengatur uang adalah kunci utama untuk mencapai kestabilan finansial dimasa depan. Percuma saja punya gaji besar jika kita tidak bisa mengelolanya. Mengatur uang bukan berarti menyiksa diri karena ada beberapa hal yang harus dibatasi. #SmileWithMe lah. Hanya saja kita sedikit memberi ruang pergi dari kenyamaan yang tidak perlu. #YukAturUangmu sedari muda supaya kebiasaan ini berlanjut sampai masa tua.
www.sinarmasmsiglife.co.id