Mungkin banyak beberapa dari teman ataupun
orang lain disana merasa bangga dengan kelulusan saya. Kelulusan seorang
penulis cerita pendek ‘Meja Telepon Ibu’ yang sempat menghebohkan dunia sosial.
Semoga cerita itu tidak menimbulkan prasangkan buruk dibenak kalian semua. Malam ini, setelah sekian lama tidak menulis dan bercerita saya akan menceritakan tentang kisah kemarin.
'Meja Telepon Ibu' Itu
adalah cerita singkat perjalanan saya untuk meraih cita-cita pendidikan yang
saya rasa harus diperjuangkan oleh semua orang tanpa terkecuali, karena kita
semua tahu bahwa menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban terlepas dari niat mengubah
kesejahteraan hidup. Ya, itu hanya sebuah cerita pendek yang menjuari lomba
KAMAKARYA yang diselenggarakan oleh Bidikmisi UGM. Saya tidak pernah berniat
untuk mempublikasikan cerita itu, bahkan saya akan meminta panitia untuk tidak
mempublikasinya. Saya merasa khawatir jika tulisan itu sampai tersebar, saya
takut jika saya dirasa membuka aib keluarga saya yang selama itu sahabat
terdekat saya tidak mengetahui banyak hal, saya pun merasa kelelahan jika saya
harus menerima belas kasihan dari beberapa orang jika semua tahu hal tersebut.
Penganugerahan Juara-1 Lomba Cerpen
Namun,
takdir Allah berkata lain. Semua tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan.
Cerita itu terpublikasi dengan sengaja oleh Dosen saya, yaitu Bapak Ahmad Agus
Setiawan. Beliau merasa bangga dengan adanya prestasi tersebut sehingga beliau
meminta saya untuk menulis berita terkait lomba itu dan mempublikasikannya. Ya,
saya sedikit syok, kaget dan rasanya saat itu ingin menghilang beberapa saat
dari hadapan kalian semua. Saya khwatir terhadap respon yang akan muncul
nantinya.
April
2013 dimana perjuangan itu menjadi sangat panjang namun terasa ringan. Setelah
rilis dan terbitnya cerita yang panjangnya hanya 8 halaman itu, saya merasa saat
itu dunia melirik masadepan saya dan bukan lagi membicarakan masa lalu saya
kemarin itu. Cerita itu tersebar dengan cepat keseleruh penjuru dunia, heem
sedikit lebay, tapi memang seperti itu faktanya. Dalam satu jam postingan,
cerita itu di ‘unggah’ oleh lebih dari 1000 kali pembaca, share dan like yang
mereka berikan sudah saya lupa jumlahnya, ratusan kalau tidak salah. Satu, dua,
tiga hari hingga 1 minggu sejak postingan cerita itu, postingan dan sharean itu
sudah tersebar dan diunggah lebih dari 70.000 pembaca. Notifikasi masuk
mencapai 2000an, telepon dan sms masuk dari dalam dan luar negeri sampai saya
tidak membalasnya satu-satu. Ya, begitu yang terjadi singkatnya. Sejauh itu,
akhirnya kekhawatiran saya mulai berkurang.
Itu
respon dari orang-orang luar yang tidak mengenal saya, lalu bagaimana respon
teman sekitar? Ya, banyak dari mereka yang kaget. Bukan karena sulitnya
perjuangan saya, mereka hanya tidak menyangkan bahwa orang yang katanya paling ‘ceria’
dan tidak pernah lelah bermain ini memiliki kisah hidup yang sangat keras.
Mereka merasa saya adalah pembohong hebat yang bisa menyembunyikan ‘kesulitan’
itu rapat-rapat. Kata mereka saya tidak pernah terlihat sebagai orang yang
memiliki beban hidup sebesar itu. Ya, itu kata beberapa dari mereka.
Itulah
sekilas yang terjadi di hidup saya. Jadi setelah hari itu, saya tidak pernah
menyianyiakan kesempatan sedikitpun.
Pertama kali naik pesawat buat syuting Trasn 7
Cuplikan 'Pasti Ada Jalan'
Seminar pertama dari AIESEC UNDIP bersama pembicara hebat lainnya
Beberapa penghargaan lainnya
Berlanjut setelah boomingnya kisah itu, yang bahkan dijadikan soal ujian Praktek sebuah sekolah SMA. Saya sering diundang menjadi pembicara motivasi, padahal saya merasa bahwa saya bukanlah orang yang pantas untuk melakukan hal tersebut. Tapi saya sadar, sekecil apapun yang saya lakukan semoga tidak ada lagi siswa-siswa SMA di Indonesia yang takut untuk meraih pendidikan tingginya di jenjang Universitas. Selain ilmu, pesahabatan, pengalaman dan guru baru akan kamu dapatkan disini. Ternyata mencoba hal yang baru adalah sesuatu yang menyenangkan. Kepanikan yang kita khawatirkan sebenarnya adalah musuh terbesar kita untuk meraih apa yang kita inginkan
Maaf, apakah frasa ini sudah sesuai maksud penulis:
BalasHapus"semoga tidak ada lagi siswa-siswa SMA di Indonesia ini yang tidak takut untuk meraih pendidikan tingginya"
Alhamdulillah penulis meja telepon ibu sekarang sudah sarjana :)
BalasHapus