Aktivis?? Ya, kalau kata KBBI sih aktivis
adalah orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai
kegiatan di organisasinya. Ya, jadi kalau kamu adalah seorang anggota
organisasi dan aktif maka kamu layak disebut aktivis. Sedikit ingin berbagi cerita nih, sebenernya
karena ada yang request tulisan ini. Semoga ceritanya dapat menginspirasi yah bukan malah menimbulkan
prasangka bahwa saya ingin menyombongkan diri.
Saya adalah mahasiswi Teknik. Selama menjadi mahasiswa saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersosialisasi dan berorganisasi. Sebenernya gak usah banyak-banyak kalau ikut organisasi, cukup satu atau dua organisasi saja namun konsisten. Selain itu, organisasi yang kamu ikuti sebaiknya adalah organisasi yang sekiranya akan menunjang cita-cita atau sesuaiaja dengan kebutuhan kamu hari ini.
Saya adalah mahasiswi Teknik. Selama menjadi mahasiswa saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersosialisasi dan berorganisasi. Sebenernya gak usah banyak-banyak kalau ikut organisasi, cukup satu atau dua organisasi saja namun konsisten. Selain itu, organisasi yang kamu ikuti sebaiknya adalah organisasi yang sekiranya akan menunjang cita-cita atau sesuaiaja dengan kebutuhan kamu hari ini.
Organisasi mahasiswa atau ormawa bisa
digolongkan menjadi 4 bidang, yaitu politik, UKM, ke-ilmuan dan bidang dakwah. Ingat!
pilihlah organisasi yang merupakan passion
kamu dan nantinya kamu bisa mengembang diri kamu disana. Jadi jangan asal pilih
organisasi juga.
Sewaktu saya kuliah, saya hanya
mengikuti satu bidang organisasi, yaitu organisasi politik. Eits bukan berarti
semua orang yang mengikuti organisasi bidang politik nantinya akan menjadi seorang
politikus loh. Saya hanya merasa bahwa organisasi tersebut akan menunjang cita-cita
saya nantinya. Saya merasa membutuhkan banyak ilmu yang harus dikuasai
dimana saya tidak akan dapatkan di dalam kelas. Misalnya public speaking, caranya bernegosiasi di lembaga baik
dengan teman satu organisasi maupun dengan pimpinan Universitas, memanajemen
forum, menjadi pemimpin yang akan diikuti semua orang, beretika
berlembaga yang benar, bahkan hingga mem-branding dan mempersiapkan orang lain
menjadi calon pemimpin. Ya, saya merasa dapat belajar semua hal tersebut dengan
mudah karena organisasi tersebut mewadahinya. Saya juga mendapatkan banyak hal baru dan saya menyukainya.
Kalian pasti tau kan bahwa mengerjakan hal yang kamu cintai lebih mudah
ketimbang mencintai pekerjaanmu yang sekarang.
Selama berada dikampus, saya mengikuti beberapa organisasi politik. Sewaktu saya masih
berada ditahun ke-1 dan 2, saya aktif di Keluarga Mahasiswa Teknik Fisika
(KMTF) sebagai staff Departemen Olahraga dan Seni dan BEM KM UGM staff PSDM. Hingga
ditahun berikutnya saya memutuskan untuk berfokus di tataran Universitas. Demi
mengembangkan diri saya lebih jauh lagi, akhirnya saya memutuskan untuk
mengikuti organisasi ekstra kampus (KAMMI) yang kemudian membuat saya menjadi
lebih tertarik untuk berpolitik. Hingga akhirnya saya masuk kedalam Partai
Mahasiswa, Partai Bunderan UGM. Belum lama menjadi anggota Partai kampus, saya
ditugaskan untuk keluar dari BEMKM UGM dan merubah haluan kerja dari eksekutif
menjadi legislatif. Saya akhirnya menjadi SENAT Mahasiswa KM UGM di tahun
terakhir kuliah.
Berada di beberapa organisasi dalam
satu waktu dan banyak kesibukan membuat saya sedikit kelelahan. Ya, stamina
yang harus dimiliki haruslah lebih ekstra ketimbang teman-teman lainnya, waktu
tidur yang sedikit, gak ada lagi ‘me time’, bahkan sampe ga sempet update
status di facebook (yang ini lebay). Ya, intinya harus ada yang kita korbankan
demi sebuah perjuangan. Lalu, bagaimana dengan orang tua? Orang tua, heem
sepertinya mereka tidak pernah tahu apa yang saya lakukan di luar kampus. Mereka
hanya tahu saya adalah anak BEM, aktif organisasi dan jarang berada di kosan.
Mereka tidak tahu saya harus pulang rapat jam 9 malam, pernah pergi dari kos
jam 3 pagi dalam suatu kepanitiaan, hape tidak pernah berhenti berdering untuk
koordinasi sana-sini, panggilan kegiatan kemana-mana, setumpuk proposal
mengalahkan tugas kuliah banyaknya, tekanan darimana-mana, dan banyak sekali.
Bukan berarti saya menyembunyikan
kegiatan saya dari orang tua, tapi orang tua saya yang membebaskan saya memilih
apa yang saya mau lakukan (pastinya yang baik-baik). Kenapa bisa seperti ini? Ya
karena orang tua saya tidak pernah melihat saya merasakan kesengsaraan,
kelelahan atau menerima respon negatif apapun dari saya terhadap kegiatan yang
menumpuk ini.
Mungkin ini yang bisa di tiru,
ditengah kegitan full saya selama kuliah dan beberapa kegiatan yang tidak
pernah berhenti masuk di buku agenda, saya menyajikan sebuah ketenangan pada
mereka. Saya bisa bebas mengikuti organisasi dan kegiatan apapun karena orang
tua saya telah percaya sepenuhnya dengan saya. Mereka hanya tahu, saya masih
bisa bertahan dengan IP diatas 3 bahkan coumlaude 4 semester selama kuliah, sks
yang saya ambil hampir selalu 24 sks, kamar tidak pernah berantakan dan baju
selalu dicuci sesuai jadwal, tidak pernah sakit parah karena kelelahan,
bermasalah dengan akademik atau lain hal. Kepercayaan orang tua terhadap kita
sangatlah penting, sajikan hal yang membuat mereka tenang dan menyenangkan
biarkan semua beban kita rasakan sendiri, jangan mengeluh dengan setumpuk tugas
apalagi masalah. Semua itu hanya akan membuat mereka khawatir dan mungkin
membuat kamu berantakan.
Bagaimana bisa mempertahankan
akademik yang bagus selama masa kuliah padahal memiliki banyak kegiatan? Semua jawabannya
adalah pada diri sendiri. Saya mengikuti organisasi untuk mencari bekal
ilmu yang akan menunjang cita-cita saya kemudia, maka dari itu saya sadar bahwa
kuliah tetap nomor satu untuk mencapai cita-cita. Ya, organisasi hanya
menunjang untuk mencapai cita-cita tapi tetap kuliah lebih dominan mengambil
peran untuk menggapain cita-cita. Jadi jangan pernah menyampingkan kuliah
karena organisasi dan juga jangan sampai juga kuliah menghalangi organisasi (yang
ini serius).
Berlembaga mengajarkan saya banya
hal, dari mulai memanajeman orang lain hingga memanajemen waktu. Berorganisasi
artinya menyangkut kepentingan banyak orang, so jangan sampai kita ‘membereskan’
orang lain namun diri sendiri-nya ’belum beres’. Itulah asas yang saya gunakan dalam
berorganisasi, saya tidak akan keluar kamar sebelum seluruh tugas tentang diri
saya selesai. Saya mencoba menerapkan manajemen profesionalitas yang baik untuk
hidup saya. Ketika saya kuliah, saya sejenak melupakan organisasi (toh kuliah Cuma
2 jam), dan ketika saya berorganisasi saya fokus disana (rapat juga Cuma 2 jam
juga kan). Seimbangakan? dan harus mengutamakan yang lebih prioritas.
Jangan pernah bolos kuliah apalagi
titip absen. Ketika kamu berlembaga dan akan mengadakan sebuah event, pastikan
jadwalnya berjauhan dengan ujian ataupun jadwal kuliah, begitu juga ketika kamu
akan mengadakan kerja kelompok, manajemenlah orang-orang disana untuk
mengerjakan tugas dengan efisien dan tidak mengganggu waktu rapat. Sedikit curang
memang, tapi begitulah kehidupan kampus. Pastikan ketika kamu harus
meninggalkan rapat untuk kuliah, telah ada orang lain yang meng-handel tugasmu.
Jangan pernah lari dari tanggung jawab. Begitupun ketika kerja kelompok, saat
kamu tidak bisa datang, pastikan bahwa tugasmu telah dikerjakan atau kamu
terlihat masih peduli dengan mereka.
Saya rasa begitu juga yang
teman-teman aktivis lain lakukan. Anggap saja kita lebih hebat ketimbang
teman-teman yang bukan aktivis. Kita bisa berada dikedua kepanitiaan atau lebih
dalam satu waktu, seharusnya kita masih bisa mengerjakan tugas disela-sela
kegiatan organisasi. Kita lebih profesioanl dari teman-teman lainnya, harusnya
kita bisa tunjukan bahwa ke profesionalan itu membuat kita lebih percaya diri
untuk menonjol juga dalam bidang akademik. Kita bisa membuat rundown acara 6 bulan
bahkan 1 tahun kedepan, maka dari itu kita harus pastikan bahwa kita juga bisa
memanajemen waktu pendidikan kita. Skripsi? Laporan KKN atau KKL? Semalem bisa
lah dikerjakan oleh teman-teman aktivis yang sering membuat proposal kegiatan.
Bukan berarti ngajarin deadliners, tapi maksudnya kita lebih pandai dalam
menulis ketimbang yang lain. So, jangan khwatir yah.
Isu kuliah 5 tahun, UKT mahal, KKN
dipercepat, MEA atau lainnya. Fokus saja dengan kuliahmu, habiskan masa-masa
kuliahmu dengan menyenangkan dan bermanfaat untuk banyak orang, tutup masa
kuliahmu dengan kesan indah. Jangan sampai tau-tau lulus tapi gak punya bekel
apapun, kalaupun ketika berorganisasi kamu merasa tidak menambah kemampuan,
yakinlah teman organisasi disampingmu adalah aset berharga masa depanmu.
Hari ini saya ingin sedikit
membuktikan, bahwa aktivis bukan penghalang untuk bisa lulus cepat atau dengan
nilai cumlaude. Banyak diluar sana teman-teman aktivis lainnya telah
membuktikan juga. Saya memang tidak lulus denga pujian alias cumlaude tapi saya
bangga dengan status lulusan tercepat, padahal saya adalah orang dengan
setumpuk kegiatan. Saya tidak takut lulus tanpa predikat cumlaude karena saya
rasa bekal kemarin diorganisasi akan cukup menghantarkan saya menggapai
cita-cita itu. Buatah diri kamu berbeda dengan orang lain, lakukan apa yang
orang lain tidak lakukan maka kamu akan mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan. Selamat berjuang teman-teman mahasiswa, tugas kita adalah menjadi agen
perubahan. Indonesia masih membutuhkan kalian.
Foto kampanye Legislatif
Salah satu kegiatan KM UGM, debat capresma 2015
teman-teman satu lembaga
Perayaan kelulusan oleh teman-teman Lembaga
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskereeeennnnnnn
BalasHapusTerimakasih Kak
HapusKece badai dah Mba Siho, Inspiring.. ^^
BalasHapusAlhamdulillah dikomen sama Kak Ibnu Kece badai
Hapus