“DILARANG
MENYONTEK yah anak-anak” ucap guru saya saat dimasa ujian sekolah. Sebelumnya
saya menyangka bahwa saya hanya akan mendengarkan ungkapan sederhana ini saat
itu saja. Namun ternyata pikiran saya salah, hampir setiap kali saya menempuh ujian
sekolah lainnya, saya lagi-lagi mendengar ungkapan itu kembali.
“Ayo anak-anak kerjakan sendiri yah
ujiannya, dilarang MENYONTEK.” Awalnya
saya sering tersenyum geli sendirian setiap kali mendengarkan ungkapan itu lagi.
Sampai pada saatnya saya merasa sudah tidak asing mendengar ungakapan tersebut.
Bagaimana tidak, hampir semua guru dan hampir setiap waktu aktif belajar
beliau-beliau itu akan selalu mengucapkan larangan itu lagi pada murid-muridnya.
Entahlah terlalu banyak pertanyaan yang
muncul dalam benak saya ketika mendengar gaungan ungkapan itu kembali di dalam
kelas belajar. Sebenarnya bagaimana cara kerja ungkapan sederhana itu sehingga
bisa menghipnotis dunia pendidikan dengan maknanya? Pikiran pendek saya sewaktu
masih duduk dibangku pelajar membuat saya memiliki beberapa list pertanyaan
tentangnya. Bingung rasanya dengan apa yang harus saya lakukan dengan ungkapan
ini dan apakah menyontek ini termasuk dalam tindakan kriminal?
Kini semuanya berubah setelah saya
menjadi mahasiswa, saya sadar dan semakin paham akan pentingnya keberadaan
ungkapan itu di dunia pendidikan. Dunia perkuliahan membuat mata saya terbuka
akan makna ungkapan sederhana itu.
“DILARANG MENYONTEK” ya, kini saya baru menyadari
ungkapan sederhana ini adalah sebuah ungkapan yang mampu mengubah dunia.
Menyontek atau menjiplak hasil pekerjaan
seseorang adalah suatu fenomena yang tidak bisa lepas dari kehidupan para pelajar
bahkan untuk seorang mahasiswa sekalipun. Padahal kata-kata sederhana “DILARANG MENYONTEK” ini tidak pernah ada
hentinya bergaung didalam suasana kelas belajar. Ya, bukan hanya terdengar saat
ujian saja bahkan saat mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sekalipun, guru-guru
selalu memperingatkan siswanya untuk tidak menjiplak hasil pekerjaan siswa
lain.
“BUKAN
PELAJAR KALAU TIDAK MENYONTEK” ungkapan ini adalah ungkapan kecil yang
tanpa sengaja sering terlontar dari mulut para pelajar sebagai balasan dari
ungkapan larang diatas. Sepertinya tidak perlu teori yang muluk-muluk tentang
bagaimana menyontek telah menjadi tradisi dan mendarah daging dikalangan para
pelajar. Bahkan belakangan ini menyontek bukan lagi menjadi momok sebuah
tindakan kriminal didalam lingkungan belajar. Monyontek dapat dikatakan sebagai
bagian dari kegiatan belajar mengajar.
Ya,
hampir semua pelajar pernah melakukan tindakan menyontek ini. Bagi mereka menyontek
adalah suatu kegiatan yang sangat biasa dilakukan saat ujian berlangsung,
walaupun guru pengawas telah memperingati tentang keberlakuan larang menyontek
berkali-kali. Sampai-sampai mereka memiliki trik-trik khusus tersendiri dalam
menyontek agar tidak di ketahui oleh para guru pengawas.
Menyontek
menjadi rutinitas yang tak pernah absen dalam dunia pendidikan ini terjadi
bukanlah sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pelajar. Ada beberapa faktor
penyebab terjadinya fenomena ini, salah satunya adalah hilangnya tujuan awal
dari pendidikan sekolah ini. Bagaimana tidak, kurikulum padat yang dibuat
pemerintah saat ini mengakibatkan para siswa hanya datang kesekolah dengan
tujuan untuk mencari nilai bukan lagi untuk mencari ilmu yang bermanfaat sepenuhnya.
Ya, mereka mencari nilai bukan ilmu. Itulah sebabnya kebanyakan para pelajar
menghalalkan segala cara agar mendapatkan nilai yang bagus nantinya, seperti
menyontek pekerjaan orang lain atau bekerjasama dengan teman saat ujian
berlangsung.
Ternyata
dampak negatif dari kurikulum yang ada saat ini adalah membuat para pelajar merasa
kewalahan dalam belajar, mereka dituntut untuk memiliki skill dan ilmu yang
banyak dalam waktu yang singkat. Bagi para pelajar yang kurang mampu mengejar
kurikulum yang diterapkan saat ini, mereka kebanyakan akan mengandalkan segala
cara agar mendapat nilai sekolahnya yang setara dengan teman-temannya yang
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam bidang akademik.
Saat
ini fenomena menyontek bukan saja dilakukan sepenuhnya oleh para pelajar,
sering kita mendengar kasus jawaban ujian nasional yang bocor di
sekolah-sekolah atau bahkan tentang kasus seorang kepala sekolah dan para guru
yang memberi jawaban kepada anak muridnya saat ujian nasional agar semua murid
disekolahnya itu lulus dengan nilai yang tinggi sehingga menaikan prestasi
sekolah tersebut.
Jelas
saja ini adalah sebuah tindakan kolusi dan korupsi yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Ternyata menyontek adalah sebuah kerikil kecil penyangga jembatan
korupsi nantinya. Menyontek juga bisa dibilang sebagai percikan kembang api
korupsi. Ya, bisa dibilang menyontek adalah tindakan awal untuk korupsi.
Mungkin hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus korupsi yang muncul di
Negara ini.
Bukan
menyalahkan tentang kurikulum yang padat saat ini, atau bahkan menyalahkan
pihak sekolah yang terlalu ambisius mengejar ranking sekolah yang tinggi dengan
cara membocorkan jawaban Ujian Nasional. Tetapi lebih membahas tentang kearah fenomena
tindakan menyontek yang dilakukan oleh para penerus bangsa yang marak terjadi.
Sangat memalukan sekali, ternyata inilah yang menyebabkan Indonesia tidak
pernah hentinya terkepul asap-asap KKN.
Kita
tahu bahwa pendidikan memiliki peranan penting pada pengembangan manusia. Tak
dapat dipungkiri seharusnya pendidikan adalah kunci yang membebaskan bangsa
dari sebuah kemiskinan dan kebodohan. Namun yang terjadi dalam dunia pendidikan
Indonesia adalah tindakan kriminal menyontek yang saat ini sudah dianggap biasa
dan sering dilakukan di kalangan pelajar.
Teringat
ungkapan yang tak pernah jenuh diucapkan oleh para pahlawan tanpa tanda jasa
yaitu “ DILARANG MENYONTEK”. Harusnya kita lebih mau membuka mata, hal kecil
seperti inilah yang terlewat yang justru dapat mengubah dunia dengan maknanya. Bagaimana
Indonesia mau maju nantinya jika para penerus bangsanya sendiri telah melakukann
korupsi sejak masih usia pendidikan, yang seharusnya di usia ini mereka membina
akhlak dan pendidikannya agar kelak menjadi penerus bangsa yang hebat sehingga
bisa memimpin bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Mewujudkan Indonesia tanpa
korupsi adalah sebuah cita-cita bersama. Tak jarang ikhtiar menuju Indonesia
bebas korupsi ini menimbulkan rasa frustrasi mendalam. Namun hal kecil seperti
inilah yang dapat membangun budaya bebas korupsi sedari muda. Sehingga akan menumbuhkan sebuah pemahaman bersama
antikorupsi hingga di tingkat lokal dan individu.
0 Obrolan:
Posting Komentar