Siti Horiah mencoba kuat, seperti hujan yang tidak pernah lelah jatuh berkali-kali!

Rabu, 11 Juni 2014

Lensa Keberuntungan



Ketika aku teringat kembali padamu
Aku hanya ingin menjadi sama seperti dirimu
Menjadi satu yang selalu ada disisimu
Dan ingin menjadi bagian dari ingatanmu

Kamu memang tak sempurna
Begitu juga dengan sebuah khayalan
Kamu memang bukan sang pahlawan
Tapi alam bawah sadar sana menyangkalnya

Ada banyak hal yang membuat kamu istimewa
Lepas dalam senyumanmu itu yang mengatakannya
Sedangkan matamu, tak henti menggores cahaya persahabatan
Tingkahmu mengundang tawa tanpa batas
                                               
Kata orang kamu itu hebat, tapi sayangnya
Kamu itu tak pandai membuat aku berhenti tertawa
Kamu juga tak bisa membuat aku mengalihkan perhatian ini
Bahkan kamu membuat aku berkelahi dengan senyum setiap waktu

Inginkah kamu tahu sesuatu?
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang selalu mengucap amin disetiap doamu


foto: Gogle

Senin, 09 Juni 2014

Ketika Sang Fotografi Datang




            Hari itu parkiran rollercoaster tidak terlihat seperti biasanya. Suara tawa orang-orang dan teriakan dari atas sana tidak lagi bergema lepas terdengar hingga pelosok taman. Entah apa yang mengganggu jiwa-jiwa tenang yang biasanya bersedia duduk manis sambil menikmati sensasi tikungan demi tikungan rel yang menyeret roda rollercoaster. Biasanya banyak orang yang bersedia mengantri satu demi satu barisan yang bergerak dengan pasti untuk bisa mengantri naik dan melepaskan teriakan kebahagiaan diatas sana. Aku mencoba menelusuri lorong demi lorong hingga baris demi baris para pengunjung siang itu. Ternyata ada seseorang aneh tak dikenal masuk kedalam kawasan ini tanpa diundang. Ku perhatikan segala apa yang ada padanya, dan ingatanku mulai membuka memori lama. Menahan senyum dan tawa adalah hal yang aku lakukan ketika aku ingat siapa sosok dibalik lensa itu. Ya, ternyata ada seseorang yang sudah tak aku harapkan lagi kedatangannya, kini berdiri dibalik lensanya di kawasan parkiran raksasa ini.  

            Aku kenal siapa dia, aku paham bagaimana dia tersenyum dan aku ingat bahwa aku selalu takjub dengan penggambaran lensanya. Ya, sang fotografi itu ternyata telah datang. Datang pada waktu dan tempat yang salah. Kemarin aku memang mengundangnya untuk datang dan memintanya mengambil seluruh gambar disetiap sudut kawasan ini. Namun dia tak juga kunjung menampakan pancaran cahaya yang biasa keluar dari kameranya. Entahlah, aku tak paham tentangnya. 







Aku hanya pernah melihatnya satu kali dan aku rasa aku tertarik padanya. Tak banyak berbicara tapi cukup membuat aku tertawa hingga esok hari. Gayanya sangat manis saat aku temui. Kala itu dia tak menunjukan dirinya sebagai pribadi yang biasa bekerja dibalik lensa. Aku hanya menilai sosoknya sebagai seseorang yang kehidupannya tak pernah lepas dari ayat suci. Sosoknya sangat sederhana, penolong dan ramah terhadapku. Jelas bagaimana saat itu dia ingin merebut parkiran rollercoaster. Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya aku berpikir untuk meminjamkan atau bahkan memberikan kawasan ini untuknya. Untuk ia nikmati setiap sudut dan bebas mengambil gambar yang disuka. Sebelumnya, kawasan ini akan aku buat senyaman mungkin untuk dirinya, akan aku coba tata kembali menjadi parkiran paling indah didunia untuknya.
Dia yang tak datang kemarin, hilang tanpa bicara atau tanpa sekedar menitip sebuah gambar. Hari ini datang kembali, masuk kedalam parkiran dan mengambil gambar tepat dibawah rollercoaster yang berputar. Aku sebagai pemilik parkiran rollercoaster merasa sangat kagum dengan sosoknya kala itu. Mungkin bagi orang lain ini biasa saja, tapi bagiku, bagi sesorang yang menyukai suasana dibawah sini. Kedatangannya adalah sesuatu yang istimewa. Kuperhatikan gerak-geriknya, cara dia memutar fokus lensa hingga mengambil gambar tanpa warna.
Ya, dia sangat mempesona. Aku sedikit panik ketika dia tahu bahwa aku selalu mengamati gerak-geriknya. Akhirnya dia datang menghampiriku dan meminta senyumku. Dia abadikan gambaran ini untuk dia simpan. Dia menyambutku hangat tanpa pamrih. Kemudian pergi lagi meninggalkan aku yang masih menjaga parkiran rollercoaster dengan penuh tanda tanya. Tanda tanya tentang maksud yang ingin dia sampaikan pada diriku. Selamat malam dan selamat menikmati gaya anda mengamati parkiran rollercoaster dari jauh. Kawasan ini akan selalu terbuka untuk anda hingga ada orang lain yang membantuku menjaga tempat ini. Datanglah lagi esok hari saat matahari mulai meredup dan bersembunyi diufuk barat bumi, datang dan abadikan moment itu dari atas rollercoaster. Percayalah moment ini lebih indah dari kolong Eiffel di bagian barat bumi eropa. Sang pemilik rollercoaster masih mengharapkan kehadiranmu hingga fajar, wahai sang pemilik lensa keberuntungan.