Siti Horiah mencoba kuat, seperti hujan yang tidak pernah lelah jatuh berkali-kali!

Jumat, 20 Mei 2016

AKTIVIS BISA LULUS CEPAT?



Aktivis?? Ya, kalau kata KBBI sih aktivis adalah orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Ya, jadi kalau kamu adalah seorang anggota organisasi dan aktif maka kamu layak disebut aktivis.  Sedikit ingin berbagi cerita nih, sebenernya karena ada yang request tulisan ini. Semoga ceritanya dapat menginspirasi yah bukan malah menimbulkan prasangka bahwa saya ingin menyombongkan diri.
Saya adalah mahasiswi Teknik. Selama menjadi mahasiswa saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersosialisasi dan berorganisasi. Sebenernya gak usah banyak-banyak kalau ikut organisasi, cukup satu atau dua organisasi saja namun konsisten. Selain itu, organisasi yang kamu ikuti sebaiknya adalah organisasi yang sekiranya akan menunjang cita-cita atau sesuaiaja dengan kebutuhan kamu hari ini. 
Organisasi mahasiswa atau ormawa bisa digolongkan menjadi 4 bidang, yaitu politik, UKM, ke-ilmuan dan bidang dakwah. Ingat! pilihlah organisasi yang merupakan passion kamu dan nantinya kamu bisa mengembang diri kamu disana. Jadi jangan asal pilih organisasi juga.
Sewaktu saya kuliah, saya hanya mengikuti satu bidang organisasi, yaitu organisasi politik. Eits bukan berarti semua orang yang mengikuti organisasi bidang politik nantinya akan menjadi seorang politikus loh. Saya hanya merasa bahwa organisasi tersebut akan menunjang cita-cita saya nantinya. Saya merasa membutuhkan banyak ilmu yang harus dikuasai dimana saya tidak akan dapatkan di dalam kelas. Misalnya public speaking, caranya bernegosiasi di lembaga baik dengan teman satu organisasi maupun dengan pimpinan Universitas, memanajemen forum, menjadi pemimpin yang akan diikuti semua orang, beretika berlembaga yang benar, bahkan hingga mem-branding dan mempersiapkan orang lain menjadi calon pemimpin. Ya,  saya merasa dapat belajar semua hal tersebut dengan mudah  karena organisasi tersebut mewadahinya. Saya juga mendapatkan banyak hal baru dan saya menyukainya. Kalian pasti tau kan bahwa mengerjakan hal yang kamu cintai lebih mudah ketimbang mencintai pekerjaanmu yang sekarang. 
Selama berada dikampus, saya mengikuti beberapa organisasi politik. Sewaktu saya masih berada ditahun ke-1 dan 2, saya aktif di Keluarga Mahasiswa Teknik Fisika (KMTF) sebagai staff Departemen Olahraga dan Seni dan BEM KM UGM staff PSDM. Hingga ditahun berikutnya saya memutuskan untuk berfokus di tataran Universitas. Demi mengembangkan diri saya lebih jauh lagi, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti organisasi ekstra kampus (KAMMI) yang kemudian membuat saya menjadi lebih tertarik untuk berpolitik. Hingga akhirnya saya masuk kedalam Partai Mahasiswa, Partai Bunderan UGM. Belum lama menjadi anggota Partai kampus, saya ditugaskan untuk keluar dari BEMKM UGM dan merubah haluan kerja dari eksekutif menjadi legislatif. Saya akhirnya menjadi SENAT Mahasiswa KM UGM di tahun terakhir kuliah. 
Berada di beberapa organisasi dalam satu waktu dan banyak kesibukan membuat saya sedikit kelelahan. Ya, stamina yang harus dimiliki haruslah lebih ekstra ketimbang teman-teman lainnya, waktu tidur yang sedikit, gak ada lagi ‘me time’, bahkan sampe ga sempet update status di facebook (yang ini lebay). Ya, intinya harus ada yang kita korbankan demi sebuah perjuangan. Lalu, bagaimana dengan orang tua? Orang tua, heem sepertinya mereka tidak pernah tahu apa yang saya lakukan di luar kampus. Mereka hanya tahu saya adalah anak BEM, aktif organisasi dan jarang berada di kosan. Mereka tidak tahu saya harus pulang rapat jam 9 malam, pernah pergi dari kos jam 3 pagi dalam suatu kepanitiaan, hape tidak pernah berhenti berdering untuk koordinasi sana-sini, panggilan kegiatan kemana-mana, setumpuk proposal mengalahkan tugas kuliah banyaknya, tekanan darimana-mana, dan banyak sekali. 
Bukan berarti saya menyembunyikan kegiatan saya dari orang tua, tapi orang tua saya yang membebaskan saya memilih apa yang saya mau lakukan (pastinya yang baik-baik). Kenapa bisa seperti ini? Ya karena orang tua saya tidak pernah melihat saya merasakan kesengsaraan, kelelahan atau menerima respon negatif apapun dari saya terhadap kegiatan yang menumpuk ini.
Mungkin ini yang bisa di tiru, ditengah kegitan full saya selama kuliah dan beberapa kegiatan yang tidak pernah berhenti masuk di buku agenda, saya menyajikan sebuah ketenangan pada mereka. Saya bisa bebas mengikuti organisasi dan kegiatan apapun karena orang tua saya telah percaya sepenuhnya dengan saya. Mereka hanya tahu, saya masih bisa bertahan dengan IP diatas 3 bahkan coumlaude 4 semester selama kuliah, sks yang saya ambil hampir selalu 24 sks, kamar tidak pernah berantakan dan baju selalu dicuci sesuai jadwal, tidak pernah sakit parah karena kelelahan, bermasalah dengan akademik atau lain hal. Kepercayaan orang tua terhadap kita sangatlah penting, sajikan hal yang membuat mereka tenang dan menyenangkan biarkan semua beban kita rasakan sendiri, jangan mengeluh dengan setumpuk tugas apalagi masalah. Semua itu hanya akan membuat mereka khawatir dan mungkin membuat kamu berantakan.
Bagaimana bisa mempertahankan akademik yang bagus selama masa kuliah padahal memiliki banyak kegiatan? Semua jawabannya adalah pada diri sendiri. Saya mengikuti organisasi untuk mencari bekal ilmu yang akan menunjang cita-cita saya kemudia, maka dari itu saya sadar bahwa kuliah tetap nomor satu untuk mencapai cita-cita. Ya, organisasi hanya menunjang untuk mencapai cita-cita tapi tetap kuliah lebih dominan mengambil peran untuk menggapain cita-cita. Jadi jangan pernah menyampingkan kuliah karena organisasi dan juga jangan sampai juga kuliah menghalangi organisasi (yang ini serius). 
Berlembaga mengajarkan saya banya hal, dari mulai memanajeman orang lain hingga memanajemen waktu. Berorganisasi artinya menyangkut kepentingan banyak orang, so jangan sampai kita ‘membereskan’ orang lain namun diri sendiri-nya ’belum beres’. Itulah asas yang saya gunakan dalam berorganisasi, saya tidak akan keluar kamar sebelum seluruh tugas tentang diri saya selesai. Saya mencoba menerapkan manajemen profesionalitas yang baik untuk hidup saya. Ketika saya kuliah, saya sejenak melupakan organisasi (toh kuliah Cuma 2 jam), dan ketika saya berorganisasi saya fokus disana (rapat juga Cuma 2 jam juga kan). Seimbangakan? dan harus mengutamakan yang lebih prioritas. 
Jangan pernah bolos kuliah apalagi titip absen. Ketika kamu berlembaga dan akan mengadakan sebuah event, pastikan jadwalnya berjauhan dengan ujian ataupun jadwal kuliah, begitu juga ketika kamu akan mengadakan kerja kelompok, manajemenlah orang-orang disana untuk mengerjakan tugas dengan efisien dan tidak mengganggu waktu rapat. Sedikit curang memang, tapi begitulah kehidupan kampus. Pastikan ketika kamu harus meninggalkan rapat untuk kuliah, telah ada orang lain yang meng-handel tugasmu. Jangan pernah lari dari tanggung jawab. Begitupun ketika kerja kelompok, saat kamu tidak bisa datang, pastikan bahwa tugasmu telah dikerjakan atau kamu terlihat masih peduli dengan mereka. 
Saya rasa begitu juga yang teman-teman aktivis lain lakukan. Anggap saja kita lebih hebat ketimbang teman-teman yang bukan aktivis. Kita bisa berada dikedua kepanitiaan atau lebih dalam satu waktu, seharusnya kita masih bisa mengerjakan tugas disela-sela kegiatan organisasi. Kita lebih profesioanl dari teman-teman lainnya, harusnya kita bisa tunjukan bahwa ke profesionalan itu membuat kita lebih percaya diri untuk menonjol juga dalam bidang akademik. Kita bisa membuat rundown acara 6 bulan bahkan 1 tahun kedepan, maka dari itu kita harus pastikan bahwa kita juga bisa memanajemen waktu pendidikan kita. Skripsi? Laporan KKN atau KKL? Semalem bisa lah dikerjakan oleh teman-teman aktivis yang sering membuat proposal kegiatan. Bukan berarti ngajarin deadliners, tapi maksudnya kita lebih pandai dalam menulis ketimbang yang lain. So, jangan khwatir yah.
Isu kuliah 5 tahun, UKT mahal, KKN dipercepat, MEA atau lainnya. Fokus saja dengan kuliahmu, habiskan masa-masa kuliahmu dengan menyenangkan dan bermanfaat untuk banyak orang, tutup masa kuliahmu dengan kesan indah. Jangan sampai tau-tau lulus tapi gak punya bekel apapun, kalaupun ketika berorganisasi kamu merasa tidak menambah kemampuan, yakinlah teman organisasi disampingmu adalah aset berharga masa depanmu. 
Hari ini saya ingin sedikit membuktikan, bahwa aktivis bukan penghalang untuk bisa lulus cepat atau dengan nilai cumlaude. Banyak diluar sana teman-teman aktivis lainnya telah membuktikan juga. Saya memang tidak lulus denga pujian alias cumlaude tapi saya bangga dengan status lulusan tercepat, padahal saya adalah orang dengan setumpuk kegiatan. Saya tidak takut lulus tanpa predikat cumlaude karena saya rasa bekal kemarin diorganisasi akan cukup menghantarkan saya menggapai cita-cita itu. Buatah diri kamu berbeda dengan orang lain, lakukan apa yang orang lain tidak lakukan maka kamu akan mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan. Selamat berjuang teman-teman mahasiswa, tugas kita adalah menjadi agen perubahan. Indonesia masih membutuhkan kalian.
                

Foto kampanye Legislatif


Salah satu kegiatan KM UGM, debat capresma 2015






teman-teman satu lembaga



Perayaan kelulusan oleh teman-teman Lembaga





Kamis, 19 Mei 2016

Relokasi Parkiran Rollercoaster




Setelah sekian waktu saya tidak memosting tulisan apapun dalam blog ini, akhirnya saya memutuskan untuk memulai menulis kembali. Sebelumnya saya memutuskan untuk merelokasi Parkiranrollercoaster ini, eh maksudnya untuk mengubah nama blog ini. Udah kayak kantin sebelah aja yah mau direlokasi. Ya, intinya giu sih! Nama parkiranrollercoaster.blogspot ini sebenernya keren banget, tapi menurut saya akan lebih keren lagi kalau nama blognya pake nama sendiri. Kenapa dibilang keren? Ya karena menunjukan idetitas asli itu lebih nyaman ketimbang bersembunyi dibalik nama akun yang aneh-aneh.

Jadi inget waktu tahun 2005, masa pertama kali media sosial mulai nge-hits. Dimana semua orang berlomba-lomba buat punya akun seperti email, friendster, MIRC dan akun lainnya menggunakan nama samaran sebagai nama akun yang dirasa lebih bagus dan kece dari nama aslimya. Ada sih beberapa yang pake nama asli tapi tetep aja spelling-nya diedit juga. Intinya gitu sih, apapun nama asli kamu, bagaimana spellingnya atau apapun arti dari nama kamu, harusnya kamu bangga dengan itu. Mungkin dengan menggunakan nama akunmu pada semua media sosialmu justru akan menambahkan popularitas pada nama asli kamu. Sebenernya postingan ini bukan mengulas tentang ‘bagaimana seharusnya memberi nama akun media sosial’ tapi Cuma mau ngasih tau kalau parkiranrollercoaster.blogspot ini akan aktif lagi dengan nama sitihoriah.blogspot.com.

Awalnya akun yang pernah di view sama ribuan orang ini bakalan saya hapus dengan membuat akun baru alias di relokasi tapi ternyata akun ini cuma butuh renovasi. Mengingat semakin lama urgensi menulis itu semakin penting, maka saya putuskan untuk memulai menulis kembali. Yeay!

Dibalik ‘Meja Telepon Ibu’



Mungkin banyak beberapa dari teman ataupun orang lain disana merasa bangga dengan kelulusan saya. Kelulusan seorang penulis cerita pendek ‘Meja Telepon Ibu’ yang sempat menghebohkan dunia sosial. Semoga cerita itu tidak menimbulkan prasangkan buruk dibenak kalian semua. Malam ini, setelah sekian lama tidak menulis dan bercerita saya akan menceritakan tentang kisah kemarin.

'Meja Telepon Ibu' Itu adalah cerita singkat perjalanan saya untuk meraih cita-cita pendidikan yang saya rasa harus diperjuangkan oleh semua orang tanpa terkecuali, karena kita semua tahu bahwa menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban terlepas dari niat mengubah kesejahteraan hidup. Ya, itu hanya sebuah cerita pendek yang menjuari lomba KAMAKARYA yang diselenggarakan oleh Bidikmisi UGM. Saya tidak pernah berniat untuk mempublikasikan cerita itu, bahkan saya akan meminta panitia untuk tidak mempublikasinya. Saya merasa khawatir jika tulisan itu sampai tersebar, saya takut jika saya dirasa membuka aib keluarga saya yang selama itu sahabat terdekat saya tidak mengetahui banyak hal, saya pun merasa kelelahan jika saya harus menerima belas kasihan dari beberapa orang jika semua tahu hal tersebut.

 Penganugerahan Juara-1 Lomba Cerpen

                Namun, takdir Allah berkata lain. Semua tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Cerita itu terpublikasi dengan sengaja oleh Dosen saya, yaitu Bapak Ahmad Agus Setiawan. Beliau merasa bangga dengan adanya prestasi tersebut sehingga beliau meminta saya untuk menulis berita terkait lomba itu dan mempublikasikannya. Ya, saya sedikit syok, kaget dan rasanya saat itu ingin menghilang beberapa saat dari hadapan kalian semua. Saya khwatir terhadap respon yang akan muncul nantinya. 

                April 2013 dimana perjuangan itu menjadi sangat panjang namun terasa ringan. Setelah rilis dan terbitnya cerita yang panjangnya hanya 8 halaman itu, saya merasa saat itu dunia melirik masadepan saya dan bukan lagi membicarakan masa lalu saya kemarin itu. Cerita itu tersebar dengan cepat keseleruh penjuru dunia, heem sedikit lebay, tapi memang seperti itu faktanya. Dalam satu jam postingan, cerita itu di ‘unggah’ oleh lebih dari 1000 kali pembaca, share dan like yang mereka berikan sudah saya lupa jumlahnya, ratusan kalau tidak salah. Satu, dua, tiga hari hingga 1 minggu sejak postingan cerita itu, postingan dan sharean itu sudah tersebar dan diunggah lebih dari 70.000 pembaca. Notifikasi masuk mencapai 2000an, telepon dan sms masuk dari dalam dan luar negeri sampai saya tidak membalasnya satu-satu. Ya, begitu yang terjadi singkatnya. Sejauh itu, akhirnya kekhawatiran saya mulai berkurang.
                Itu respon dari orang-orang luar yang tidak mengenal saya, lalu bagaimana respon teman sekitar? Ya, banyak dari mereka yang kaget. Bukan karena sulitnya perjuangan saya, mereka hanya tidak menyangkan bahwa orang yang katanya paling ‘ceria’ dan tidak pernah lelah bermain ini memiliki kisah hidup yang sangat keras. Mereka merasa saya adalah pembohong hebat yang bisa menyembunyikan ‘kesulitan’ itu rapat-rapat. Kata mereka saya tidak pernah terlihat sebagai orang yang memiliki beban hidup sebesar itu. Ya, itu kata beberapa dari mereka.
                Itulah sekilas yang terjadi di hidup saya. Jadi setelah hari itu, saya tidak pernah menyianyiakan kesempatan sedikitpun.



  Pertama kali naik pesawat buat syuting Trasn 7



Cuplikan 'Pasti Ada Jalan'

 Seminar pertama dari AIESEC UNDIP bersama pembicara hebat lainnya


Beberapa penghargaan lainnya



Berlanjut setelah boomingnya kisah itu, yang bahkan dijadikan soal ujian Praktek sebuah sekolah SMA. Saya sering diundang menjadi pembicara motivasi, padahal saya merasa bahwa saya bukanlah orang yang pantas untuk melakukan hal tersebut. Tapi saya sadar, sekecil apapun yang saya lakukan semoga tidak ada lagi siswa-siswa SMA di Indonesia yang takut untuk meraih pendidikan tingginya di jenjang Universitas. Selain ilmu, pesahabatan, pengalaman dan guru baru akan kamu dapatkan disini. Ternyata mencoba hal yang baru adalah sesuatu yang menyenangkan. Kepanikan yang kita khawatirkan sebenarnya adalah musuh terbesar kita untuk meraih apa yang kita inginkan