Siti Horiah mencoba kuat, seperti hujan yang tidak pernah lelah jatuh berkali-kali!

Selasa, 29 November 2016

Surat Keterangan Bebas Narkoba


Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang cara mendapatkan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) untuk pelajar atau fresh graduate. Jarang-jarang loh saya mengulas tentang pengalaman pribadi tapi karena saya rasa ini sangat dibutuhkan banyak orang dan referensi blog terkait  info tentang SKBN itu tidak banyak, jadi gak ada salahnya kalau saya membahasnya.

Surat Keterangan Bebas Narkoba itu saya butuhkan untuk melamar suatu pekerjaan dan melanjutkan kuliah. SKBN biasanya hanya berhak dikeluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) atau RSUD daerah setempat. Sayangnya, tidak semua BNN melayani pengecekan tes urine dan BNN tidak berada disemua kota. Budget yang harus kita keluarkan untuk tes narkoba tidak murah loh, jadi kamu harus pandai-pandai survei dan mencari informasi terkait pelayanan, harga dan durasi waktu penerbitan surat keterangannya.

Langkah awal yang saya lakukan adalah mensurvei beberapa tempat dan mencari referensi via telepon dan internet. Beberapa RSUD melayani pengecekan narkoba tetapi harganya terbilang sangat mahal ketimbang jika kita melakukan pengecekan di BNN. Di RSUD kota Bogor yang beralamat di Jl Dr. semeru harganya bisa mencapai Rp. 300.000,- loh. Mohon maaf jika info ini salah, saya tidak sempat mengeceknya sih tapi saya mendapatkan informasi dari teman yang satu bulan lalu mengadakan pengecekan disana. Bisa atau tidaknya memakai BPJS atau Kartu Indonesia sehat? saya juga kurang mengetahui info tersebut.

Sebenarnya Puskesmas Kota Bogor yang berlokasi di belakang Gor Padjajaran itu juga menyediakan pelayanan tes narkoba loh, adik saya melakukan pengcekan disana saat melamar menjadi Polisi. Harganya murah hanya Rp. 100.000,-  tapi saya tidak yakin apakah pengecekan tersebut sifatnya insidental saat ada lembaga yang merujuk atau memang ada setiap saat. Saya juga tidak tahu apakah hasil ujinya disetarakan dengan hasil uji RSUD atau tidak, karena labelnya masih Puskesmas jadi saya meragu untuk tes narkoba disana. Bukan meragukan hasil ujinya loh, hanya keberlakuan SKBNnya. Masalanya, tempat saya melamar pekerjaan hanya menerima SKBN yang diterbitkan RSUD dan BNN.

Akhirnya saya mulai mencari informasi BNN yang bisa mengeluarkan SKBN. BNN Pusat ada di daerah Cawang tapatnya di Jalan Letnan Jendral M.T. Haryono No.11. Dulu BNN disana bisa mengeluarkan SKBN tapi info terakhir BNN disana sudah tidak bisa menerima layanan cek narkoba (November 2016). Saya kemudian berpindah mencari info di BNN Provinsi Jakarta, yaitu di Jl HR Rasuna Said, saya-pun mendapat detail info melalui telepon. BNN tersebut bisa mengeluarkan SKBN secara gratis tapi kita harus membeli alat-alat tes yang dibutuhkan sendiri. Alat-alatnya antara lain adalah Urine cup 1000 cc dan Rapid-Test 6 Paramete. Sedikit senang dan berpikir bahwa budget yang akan saya keluarkan dibawa seratus ribu. Ternyata eh ternyata untuk mendapatkan alat tes yang dibutuhkan tersebut tidaklah mudah 3 apotek terkenal di Bogor tidak menjualnya. Saya pun putus asa, padahal deadlinenya semakin dekat.

Setelah saya putus asa, saya kembali menelpon BNN Provinsi tersebut untuk menanyakan dimana saya bisa membeli alat tersebut. Ternyata mereka tidak tahu dimana saya bisa mendapatkannya, mereka juga tidak memiliki koperasi yang menjual alat tersebut, bahkan BNN Provinsi tersebut berkata bahwa mereka membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk menerbitkan SKBN tersebut. Baiknya mereka merekomendasikan saya untuk menelpon BNN Kota Jakarta Selatan, infonya sih BNN tersebut bisa mengeluarkan SKBN juga.

Saya menelpon dan akhirnya saya mendapatkan informasi yang saya cari. Saya bisa mendapatkan SKBN tanpa membawa alat, membayar murah sekitar Rp. 100.000,- dan prosesnya cepat hanya 1 jam. Tanpa berpikir panjang saya langsung pergi dan melakukan pengecekkan disana. Lokasinya di Kantor Walikota Jakarta Selatan lantai 14. Petugasnya ramah-ramah bahkan mereka bisa membantu saya mengeluarkan surat tersebut dengan cepat karena dimana hari saya melakukan test adalah hari terakhir mengumpulkan persyaratan lamaran.











Kamis, 10 November 2016

Atur Masa Depanmu, Atur Uangmu



Punya uang, bingung!
Gak punya uang, lebih bingung lagi!

Hal ini hampir dirasakan oleh semua orang, terutama kamu yang kemaren pengangguran terus sekarang sudah bekerja dan pegang uang. Hati-hati saja ya, jangan sampai kalap dan habis ditengah jalan loh!! Bisa-bisa belum tanggal tua sudah habis duluan gajinya. Hehe

 
Mumpung Masih Muda
Jangan mentang-mentang masih muda, baru pertama kali pegang uang, dan karena hasil jerih payah sendiri makanya kamu bisa seenaknya menghamburkan uangmu. Pemikiran kayak gini nih yang salah dan harus diluruskan. Justru karena kamu masih muda, kamu harusnya punya pemikiran panjang masalah keuangan. Apalagi kamu yang merasa gajinya pas-pasan dan  dirasa belum cukup untuk memenuhi kehidupan. Strategi terbaik dalam mengatur uang sangat diperlukan.

Berharganya satu Rupiah
Kebiasaan mengatur uang dimasa muda sama pentingnya loh dengan kebiasaan menjaga kesehatan dari muda. Sekarang mungkin kamu adalah pegawai sebuah perusahaan dengan gaji tetap, tapi siapa sih yang bisa menjamin hal itu akan berlangsung lama dan selamanya? Belum lagi tragedi lonjakan inflasi, krisis moneter atau PHK besar-besaran diluar sana yang akan menjadi ancamanmu. Kamu sudah taukan rasanya lelah mencari uang, maka jangan sia-siakan tiap rupiah untuk hal yang tidak bermanfaat.

Jadi Orang Kaya di Masa Tua
Mengatur uang dimasa muda bukan berarti kita bersikap pelit dengan akebutuhan diri sendiri. Yuk coba pintar memilah mana yang merupakan kebutuhanmu dan mana yang merupakan keinginanmu semata. Mengatur keuangan memang membutuhkan strategi dan pengorbanan yang sangat besar tapi percayalah tidak ada ruginya ketika kita belajar kritis pada dirisendiri dalam mengatur keuangan. Simak deh beberapa tips mengatur keuangan yang biasa sering dilakukan orang-orang sukses pada umumnya.
  1. Menabung : Tak dipungkiri lagi, menabung adalah hal utama yang harus kita lakukan dalam mengatur keuangan. Orang-orang yang kamu lihat hari ini tidak semata-mata langsung kaya loh, mereka mencoba menyisihkan beberapa persen pendapatannya untuk ditabungan. Semakin besar persenan yang kamu bagi untuk tabunganmu maka semakin besar pundi kekayaanmu dimasa depan.
  2. Hindari berhutang: Hutang adalah hal pertama yang harus kamu hindari, terutama berhutang untuk hal-hal yang tidak penting. Misalnya, kamu rela berhutang demi membeli ponsel keluaran terbaru padahal kamu tidak membutuhkannya. Hayoo, jangan cuma gengsi kamu jadi 'miskin' yah. 
  3. Sisihkan uangmu untuk asuransi dan zakat: Asuransi merupakan salah satu strategi mengatur keuanganmu yang baik loh. Cukup dengan membayar rutin uang yang tidak terlalu besar setiap bulannya, maka kamu sudah tidak perlu lagi memikirkan pengeluaran tiba-tiba yang akan mengacaukan stabilitas keuangan kamu. Misalnya dana tiba-tiba untuk kesehatan, kerusakan kendaraan atau perlindungan rumah akibat bencana nantinya. Kamu bisa cobain deh berasuransi sejak dini di Sinarmas MSIG Life. Ada banyak tawaran asuransi disana yang kamu bisa pilih. Iurannya gak terlalu mahal, klaim yang cepat dan tidak menyulitkan nasabah loh.
    Selain asuransi, jangan lupa juga sisihkan uang untuk membayar zakat ya. Ingat, ada hak orang lain tiap hartamu.
  4. Konsisten memanajemen uang kamu : Sudah punya strategi mengatur uangmu, sudah melakukan banyak tips tapi tidak konsisten dalam menjalankannya, yah sama saja bohong dong. Hehe. Ingat yah, untuk mencapai kestabilan keuangan kamu dimasa depan kamu perlu bersikap konsisten setiap bulannya.
So, pada akhirnya kecerdadan mengatur uang adalah kunci utama untuk mencapai kestabilan finansial dimasa depan. Percuma saja punya gaji besar jika kita tidak bisa mengelolanya. Mengatur uang bukan berarti menyiksa diri karena ada beberapa hal yang harus dibatasi. #SmileWithMe lah. Hanya saja kita sedikit memberi ruang pergi dari kenyamaan yang tidak perlu. #YukAturUangmu sedari muda supaya kebiasaan ini berlanjut sampai masa tua.
www.sinarmasmsiglife.co.id

Sabtu, 05 November 2016

Pembenahan Kereta Jabodetabek

sumber : supermilan.wordpress.com
Ada yang pernah merasakan situasi dan kondisi naik kereta KRL jabodetabek seperti gambar diatas? Ya, itu adalah sedikit gambaran kondisi perkereta api-an Indonesia sebelum tahun 2011. Penuh, sesak, sembarangan, kotor, dan tidak aman adalah gambaran kondisi umum trasnportasi masal tersebut. 

Pada postingan kali ini saya tidak ingin mengajak kalian semua untuk memilih transportasi kereta ketimbang transportasi lainnya, Saya hanya ingin mengajak anda falshback ke masa lalu dan memotret kondisi Kereta Api Listik (KRL) Indonesia saat ini. Ya, lebih tepatnya saya mencoba untuk menarasikan kinerja Pemerintah di sektor transportasi dan infrastruktur pendukungnya.  

1. Sistem 'kelas' kereta yang ditiadakan

Sebelum tahun 2011, terdapat 3 perbedaan kelas KRL jabodetabek yaitu ada ekonomi, ekonomi AC dan Express. Harganya cukup bervariasi, kalau kamu merasa punya uang banyak dan tidak ingin cepat sampai kamu bisa menggunakan kereta Express namun jika kamu hanya memiliki uang sedikit kamu harus rela kepanasan tanpa AC dan berdesak-desakan dengan orang banyak menggunakan kelas ekonomi. Pemerintah disini cenderung terlihat pilih kasih, bagi kalangan menengah keatas kamu akan mendapatkan fasilitas kereta yang mewah, aman dan cepat sampai. Berbeda dengan kita yang berada di kalangan menengah kebawah, harus cukup dengan fasilitas kereta ekonomi yang sesak, kotor, banyak kriminalitas dan memiliki resiko kecelakaan yang tinggi.
Setelah tahun 2011, tepatnya setelah adanya pemisahan PT KAI Commuter Jabodetabek dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), KRL Jabodetabek semua kereta disamakan kelas, harga dan fasilitasnya. Terasa sekali yah perbedaannya. 

sumber : http://www.kompasiana.com
  Suasana kereta kelas ekonomi sebelum 2011, kotor, banyak pengamen dan pengemis, tingkat kriminalitas tinggi, bisa duduk dan berdiri sesuka hati dan bahkan bisa duduk di atap kereta


sumber : naningisme.wordpress.com
 Suasana KRL setelah 2011, semua kereta berAC, bersih, wangi, dijaga petugas pada beberapa gerbong, tidak boleh duduk di lantai apalagi di atap kereta, bebas pengemis dan pedagang.



2. Ticketing yang lebih Modern

 Seingat saya harga tiket ekonomi Bogor-Jakarta adalah Rp. 3.000,- sedangkan harga tiket kereta express sekitar Rp. 11.000,-. Terasa sekalikan kesenjangan sosialnya, harga kereta yang nyaman dan bagus ternyata empat kali lipat lebih mahal dari harga ekonomi. Lalu kita bisa apa yang hanya mampu membayar tiga ribu rupiah. Sebenarnya setiap stasiun memiliki loket dan setiap stasiun memiliki petugas penjaga karcis masuk, tapi fakta dilapangan masih banyak orang yang dengan bebasnya naik kereta ekonomi tanpa membayar sepeserpun, heem mungkin ini penyebab kerugian negara.

Berbeda dengan sekarang, ticketing yang diterapkan menggunakan sistem elektronik money (e-money) dan harga semua kereta disamakan. Kalau dulu kita baru bisa menaiki kereta nyaman dan aman dengan membayar belasan ribu, sekarang hanya dengan uang Rp 5.000,- kamu sudah bisa menempuh jarak Jakarta - Bogor loh. Jangan coba-coba untuk tidak membeli tiket seperti dulu lagi yah, penjagaan dan sanksi yang diberikan akan sangat tegas. Semuanya demi kenyamanan dan keamanan penumpang lain.

Sumber : http://m.kaskus.co.id
 Tiket kereta jabodetabek sebelum tahun 2011, mudah sobek, hilang tidak masalah bahkan tidak membeli juga tidak apa-apa.


Sumber : www.kompasiana.com
 Sistem ticketing setelah 2011, sistem E-money yang memudahkan semua orang, lebih aman dan sulit menerobos pintu masuk tanpa membayar.


3. Infrastruktur pendukung yang nyaman dan baik
Stasiun itu dulu adalah rumah kedua bagi gelandangan, karena tidak dirawat dan dijaga maka dari itu banyak sekali gelandangan yang tinggal disana saat malam. Akhirnya kondisi stasiun sangat kumuh, bau dan tidak nyaman bagi para pengguna kereta. Petugas KRL tidak sering terlihat, bahkan mungkin jarang sekali. Pernah sesekali saya melihat, distasiun sebesar itu hanya ada satu petugas, itu juga si penjual tiket. Kebayangkan rasa tidak aman dan tidak terlayaninya.

Bandingkan dengan sekarang, semua stasiun berlomba-lomba menjadi stasiun yang paling baik. Pelayanan dan service menjadi nomor satu bagi mereka. Betah deh berlama-lama distasiun, sudah bersih, lebih aman dan sangat nyaman ketimbang dahulu.
Sumber : foto.tempo.co
 Kondisi salah satu stasiun Jabodetabek sebelum 2011, kotor, kumuh sebagai rumah gelandangan.

Sumber : tutinonka.wordpress.com
 Setelah 2011, semua stasiun berlomba-lomba dalam pelayanan

Ini adalah penilaian dari saya pribadi,  PT KAI Commuter Jabodetabek selalu mencoba untuk meningkatkan pelayanannya dengan baik dan matang. Hal ini bakal terasa banget kalau kita mengikuti perkembangan dan menggunakan fasilitas transportasi massal ini. Tahukan bahwa jumlah penumpang kereta mencapai 208 juta/ tahunnya (http://jakarta.bps.go.id, 2015). Hal ini dibersamai dengan ditingkatkannya jumlah armada KRL. Sejak tahun 2008 hingga saat ini, kata dia, PT KCJ telah membeli sekitar 784 unit kereta. Jumlah tersebut akan terus ditambah sesuai dengan program pengadaan kereta yang ditargetkan sekitar 1.400 unit KRL pada tahun 2019. (http://megapolitan.kompas.com, 2015). Pembenahan Kereta Jabodetabek menjadi seperti sekarag ini tidak terjadi begitu saja, semua membutuhkan pemikiran panjang dan konsistensi Pemerintah dalam pembenahan. Masyarakat pernah dibuat kecewa dan mencoba beralih dari transportasi ini pada tahun 2011. Hal ini terlihat dari menurunnya angka pengguna kereta dari 9 juta pengguna pada 2010 menjadi 8 juta pada tahun 2011. (http://jakarta.bps.go.id, 2015).

 

Semoga dengan konsistensi Pemerintah, pengelola KRL dan masyarakat pengguna, KRL akan dapat menjadi solusi transportasi massal yang baik dan nyaman bagi kita semua. Jangan lupa selalu menjada fasilitas publik yah.